Selasa, 03 Mei 2016

Hujan

Hujan rintik yang terlihat dari jendela kamar terdengar sangat berirama seperti senandung yang menghiasi suara tangisanku. Aku memejamkan mata, sambil merekam kembali tentang memori aku dan dia. "Sayang, maaf yah aku lupa bawa jas hujan jadi neduh lagi deh. Hujannya deres banget lagi yang, pasti lama nih berhentinya", katanya. "It's okay sayaaang. Romantis kali hujan-hujan neduh bareng gini", jawabku. Lalu kami terdiam selama beberapa lama. Entah mengapa aku merasakan hal yang sangat aneh beberapa hari ini, dan aku sangat merasakannya hari ini sejak tadi pagi kita jalan bersama. "Sayang, kamu kenapa sih? Kayanya banyak pikiran gitu.", tanyaku. "Hemmm.. Gapapa kok Litha.", bisiknya. Aku langsung menoleh kaget karena selama aku pacaran dengannya dia tidak pernah sekalipun memanggil namaku. "Kamu kok tumben manggil nama aku?" . Dia terlihat seperti sedang merangkai kata, entah mengapa aku melihatnya seperti anak kecil gugup yang sedang berusaha keras merangkai kata untuk meminta jajan kepada orangtuanya. "Aku.. aku.. emmmm... sebenernya... aku... ngerasa beberapa bulan ini jenuh sama kamu. aku udah usaha banget nyoba Tha untuk ngilangin jenuh ini, tapiii gatau kenapa gabisa. Puncaknya ya beberapa hari belakangan ini", katanya. "Oke, cukup, gausah dilanjut, aku udah tau lanjutannya. Kamu minta putus kan? Yaudah kita putus, Aku paham kamu mungkin udah mempertimbangkan ini mateng-mateng baru kamu ngomong ke aku. Nih...", kataku sambil memberi helmnya. Aku berlari menuju angkot manapun yang ada di depanku. Selanjutnya aku menahan tangisan sampai aku tidak tersadar angkot yang aku naiki tidak searah dengan rumahku. 
"Patah hati, putus, oh yahhh udah biasa", teriakku saat kembali sadar dari lamunanku. Itu adalah mantra andalan setiap aku mengalami putus cinta atau patah hati karna memang bukan pertama kalinya aku mengalaminya. Tapi mantra hanyalah mantra. Bukannya setiap petinju sudah biasa merasakan luka pukulan namun setiap terkena pukulan dari lawannya tetap saja tubuhnya merasakan sakit? Begitu juga patah hati. 
Kembali lagi aku harus masuk fase metamorfosis pacaran, yaitu pdkt, pacaran, putus, dan move on. Yahhhh andai move on semudah aku mengucapkannya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar